Kegagalan ini didasari atas gagalnya Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia meraih juara Piala AFF 2020.
Parahnya lagi, Haruna Soemitro menyampaikan bahwa hasil lebih penting ketimbang proses yang dilakukan Shin Tae-yong dalam memoles Timnas Indonesia.
Seperti yang diketahui, Timnas Indonesia harus puas kembali menjadi runner up.
Tepatnya Timnas Indonesia kalah dari Thailand pada babak final Piala AFF 2020 dengan aggregat 2-6.
"Tidak penting itu sebuah proses, paling penting adalah hasil."
"Apapun latihannya kalau tidak juara ya belum dikatakan juara."
"Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF, kalau sekarang tetap runner up ya bukan prestasi," demikian kritik Haruna soal hasil di Piala AFF 2020.
Beberapa hari setelahnya, Haruna Soemitro menegaskan jika kritikan yang ia berikan bukan untuk melengserkan posisi Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Haruna dalam program yang disiarkan Kompas TV, Kompas Petang, Senin (17/1/2022).
Lebih Lanjut, Haruna memastikan Shin Tae-yong tetap bakal menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Setidaknya sampai kontrak pelatih asal Korea Selatan itu habis.
Haruna menjelaskan bahwa kontrak Shin Tae-yong sampai tahun 2023.
"Kita tidak dalam konteks untuk mengevaluasi kemudian mau memecat Shin Tae-yong, sama sekali tidak," kata Haruna Soemitro, dikutip SURYAMALANG.COM dalam acara Kompas Petang, Senin (17/1/2022).
"Karena salah satu kesepakatan di Exco dan PSSI itu bahwa Shin Tae-yong stay sampai 2023 sesuai dengan kontraknya."
"Dan itu adalah jaminan yang sudah diberikan PSSI kepada Shin Tae-yong," ujarnya.
Haruna mengaku kritik yang diberikan adalah murni karena tugasnya sebagai Exco PSSI.
Menurutnya wajar jika adanya evaluasi terkait kinerja pelatih Timnas Indonesia.
"Tapi dari segi kinerja kan kita juga harus sama-sama dukuk bersama bahwa ada soal yang kita berikan masukan kan biasa saja ," tuturnya.