Indonesia dipercaya menggelar sejumlah ajang bergengsi sepak bola Asia Tenggara pada tahun ini. Di antaranya Piala AFF U-19, Piala AFF Putri U-18, dan Piala AFF U-16.
Usut punya usut, status tuan rumah tersebut ternyata tanpa bayaran ataupun subsidi dari pihak AFF. Itu artinya, PSSI selaku federasi yang bertanggung jawab mengeluarkan dana sendiri untuk menggelar sejumlah event tersebut.
Keuntungannya hanya satu, peluang menjadi juara terbuka karena bermain di depan publik sendiri. Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah tiga ajang bergengsi Asia Tenggara pada tahun ini, mulai dari Piala AFF U-16, U-19, hingga U-18 Putri.
Sekilas, hal itu tampak menjadi sebuah prestasi dan bukti bahwa AFF percaya dengan kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah. Namun demikian, status tersebut tampaknya hanya menjadi beban saja.
Pasalnya, Indonesia menjadi tuan rumah turnamen Piala AFF tanpa mendapat kompensasi. Padahal, Indonesia butuh dana untuk menyewa stadion serta mempersiapkan hal-hal pendukung lainnya. Hal itu sempat dikeluhkan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, terkait gelaran Piala AFF U-16 2022
“Terkait pembiayaan, AFF tidak memberikan dana untuk ajang ini (Piala AFF U-16) dan dilimpahkan langsung kepada host,” ujar Yunus Nusi pada awal Juli lalu.
“Oleh karena itu, kami akan kewalahan apabila (ajang) youth saja dilaksanakan di (Stadion) Madya dan Bekasi (Patriot),” sambung Yunus Nusi.
Adapun alasan Indonesia kerap terpilih menjadi tuan rumah turnamen AFF adalah faktor animo penonton. Stadion nyaris tidak pernah sepi, meskipun turnamen yang digelar hanya Piala AFF U-16.
Meskipun begitu, prestasi tim dengan banyaknya status tuan rumah tidak berbanding lurus. Indonesia sudah enam kali menjadi tuan rumah Piala AFF U-16 sejak turnamen itu pertama digelar pada tahun 2002. Namun Timnas Indonesia U-16 baru sekali menjuarai ajang tersebut.
Pada masa mendatang, PSSI diharapkan bisa memfokuskan dana untuk pengembangan sepak bola di Tanah Air daripada sibuk menjadi tuan rumah turnamen-turnamen minor Asia Tenggara.